Our VISION-MISSION

Joy of the Lord!

Nehemia 8:11

Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"

Dunia demi hari tidak akan semakin baik dan bahkan Alkitab berkata dunia akan semakin degradasi dalam segala hal, tapi orang Kristen tidak akan kehilangan kekuatannya! "for the joy of the Lord is your Strength! dalam Yohanes 14:27 dikatakan bahwa sukacita dan damai sejahtera yang dari Tuhan tidak sama dengan sukacita yang dari dunia, sukacita yang dari Tuhan adalah suatu ‘tempat’. Dalam NKJV (New King James Version) Matius 25:21,23 “…Enter into the joy of your Lord” dikatakan bahwa kita ‘masuk’ ke dalam sukacita Tuhan. Daud dalam Mazmur nya berkata ‘aku tenang’ meski dalam berbagai masalah, Paulus dalam perjanjian baru berkata bahwa ‘mengaruniakan segala berkat rohani di dalam sorga’ jadi the joy of the Lord itu suatu tempat dimana Tuhan hadir. Orang kristen yang kuat menghadapi segala sesuatunya adalah orang kristen yang tetap hidup dalam hadirat Tuhan. Tetap jalin hubungan semakin intim dengan Tuhan karena dari situlah kekuatan kita dan meski dunia semakin bergoncang kita tetap teguh tak tergoncangkan, hiduplah dalam heavenly places dan heavenly realm.

Bukan berkat yang dari Tuhan yang menjamin kita tetap bersuka cita, tapi sesuatu yang kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan! Dalam Matius 25 perumpamaan tentang talenta, kedua hamba yang mengembangkan talentanya disebutkan sebagai hamba yang baik dan setia maka tuannya memberikan tanggung jawab yang lebih besar. Jika kita melakukannya untuk Tuhan tanggung jawab kita maka dengan sendirinya membawa sukacita yang dari Tuhan!

Matius 5:40-41“Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.” Para Rasul ini menderita tapi tidak menggerutu, disesah dan dilarang malah mereka bergembira karena Nama Yesus. Kalau kita hidup dalam jalurnya Tuhan, apapun yang dia suruh dan perintahkan kita lakukan itu akan membawakan suatu sukacita yang tidak berasal dari dunia ini! Suatu damai sejahtera yang tidak akan tergantikan dengan apapun.

Spiritual vs Religion

Yohanes 8:2-11

Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ada persamaan antara ahli taurat dan orang Farisi dengan Tuhan Yesus, yaitu sama-sama ingin menyenangkan Allah. Seperti kita yang mempunyai hati dan kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, namun jika kita tidak hati-hati bukan seperti Kristus tapi kita malah akan seperti ahli Taurat dan orang Farisi. Karena Tuhan Yesus adalah Spiritual Man sedangkan ahli Taurat dan orang Farisi adalah Religious People, nah untuk mengerti perbedaan keduanya mari kita bahas beberapa hal mengenai spiritual dan keagamaan.

1. Kekeristenan dibangun berdasarkan Roh bukan Agama! Bukti bahwa Yesus membangun kehidupan-Nya secara spiritual adalah pada ayat 2, bahwa Dia pagi-pagi benar sudah berada di bait Allah sedangkan ahli Tauran dan orang Farisi pada ayat 3 malah mencari ‘orang berdosa’ untuk di hakimi.

· Spiritual Man tahu bahwa dia hidup dalam kebenaran, kekudusan dan kebaikan Tuhan itu semata karena perkenanan dan kasih karunia Tuhan.

· Religious Man merasa diri baik dan benar karena melihat ada orang yang lebih buruk dari dirinya dan karenanya merasa ‘nyaman’. Akan mudah untuk menghakimi dan menunjuk kesalahan orang lain.

2. Orang yang hidup beragama akan sangat jengkel melihat ada orang lain yang berbuat dosa karena sebenarnya dalam diri orang yang beragama ini masih ada ‘keinginan’ untuk berdosa namun tidak dapat melakukannya secara terbuka. Sedangkan orang yang hidup dalam pimpinan Roh, secara natur dirinya berubah sehingga tidak lagi hidup dalam kedagingan tapi hidup dari Roh. Jadi selama seseorang hidup dalam pimpinan Roh dia ‘tidak akan bisa’ berbuat dosa karena keinginan daging untuk berdosa itu ‘tidak ada’. Seperti yang diucapkan Paulus dalam Filipi 3:7 “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.”. Itulah kenapa Yesus berkata “hai orang Munafik!” karena orang beragama hanya luarnya saja yang baik tapi secara natur dan keinginan tidak berubah, karena agama tidak bisa merubah orang. Orang yang telah bertobat dan menerima tuntunan Roh Kudus disebut orang yang ‘Lahir Baru’ bukan orang yang pindah agama.

3. Orang beragama hidup dalam hukum tapi Yesus hidup dalam anugerah Tuhan, jika ahli Taurat dan orang Farisi ingin melempari dengan batu, justru Tuhan Yesus berkata “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Dalam Yohanes 1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Ada dua sisi yaitu kasih karunia dan kebenaran, memang kita hidup dalam anugerah Tuhan dan segala sesuatunya diperboloehkan -1 Korintus 10:23- tapi kita juga harus mengerti tentang Kebenaran! Hanya orang yang dibenarkan oleh Darah Kristus yang berhak menerima kasih karunia dan anugerah dari Allah Bapa.

Biarlah kebenaran-Nya dan kasih karunia-Nya berlimpah atas hidup kita! dan hidup kita dipimpin oleh kuasa Roh Kudus bukan oleh roh agamawi yang didorong oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup! Tuhan Yesus memberkati! Amen.

Budak vs Pemenang!

Kita akan belajar dari 2 tokoh utama skenario Ilahi bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah Perjanjian yaitu Musa dan Yosua, kedua pemimpin ini sama-sama memimpin bangsa Israel dalam generasi yang berbeda dan memang terdapat perbedaan-perbedaan signifikan terutama dalam hal Mental kedua generasi bangsa yang sama ini, bahwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa adalah orang-orang yang baru keluar dari perbudakan, mereka memiliki mental budak dan disebut generasi Budak suatu mental yang terbiasa dengan hidup yang penuh penderitaan, siksaan, tekanan, dan yang lebih parah tanpa pengharapan. Sedangkan generasi Yosua disebut generasi Pemenang mereka tidak pernah mengalami kekalahan (kecuali melawan bangsa Ai karena kesalahan segelintir orang)

Mari kita lihat dalam Alkitab mengenai kedua generasi bangsa Israel dalam menghadapi momen yang serupa. Memang banyak perbedaan mendasar namun kita akan mengambil 3 perbedaan saja:

1. Keluaran 14:21Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

Yosua 3:13Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan."

Pada generasi Musa untuk mereka menyebrangi laut Teberau Musa terlebih dahulu yang melakukan tindakan untuk ‘membelah’ laut itu, tapi pada generasi Yosua setelah para imam pengangkut tabut ‘melangkah’ baru terjadilah terbelahnya sungai Yordan! Mental Budak akan menuntut melihat terjadinya perkara yang dari Tuhan tapi Pemenang akan melangkah terlebih dahulu karena yakin dan percaya pertolongan dari Tuhan!

2. Pada generasi Musa mereka dikejar oleh pasukan Firaun dan mereka tahu tidak ada jalan keluar lagi baik kanan, kiri, belakang, depan pun ada laut Teberau dan jalan keluar Tuhan sediakan dengan membelahnya laut itu. Sedangkan pada generasi Yosua mereka tanpa hambatan sama sekali dan tidak dikejar-kejar musuh! Justru mereka tahu ketika mereka menyebrangi sungai Yordan mereka akan menghadapi banyak musuh dan ada peperangan demi peperangan yang harus mereka hadapi. Di sini bedanya, jika seorang mempunyai mental Budak mereka akan maju sambil berseru dan hanya berseru kepada Tuhan ketika masalah datang dan tidak ada jalan keluar, namun orang yang bermental Pemenang mereka akan maju dan berseru kepada Tuhan untuk suatu visi yang mereka tahu Tuhan sendiri yang sediakan!

3. Keluaran 14:10-12 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

Pada generasi Musa ketika masalah mengejar dan tekanan datang, mereka mengomel dan bersungut-sungut! Ada dua kata yang sering disebutkan di dalam Alkitab mengenai generasi Musa ini yaitu bersungut-sungut dan mengomel, itulah generasi para Budak! Kita bandingkan dengan generasi Yosua

Yosua 3:5 Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."

Betapa bedanya kedua generasi ini, pada generasi Yosua tidak ada pasukan Firaun mengejar, banyak jalan lain daripada jalan menuju peperangan, tidak ada ucapan yang bersungut-sungut dan omelan justru yang Yosua ucapakan kuduskan dirimu! Itulah mental para Pemenang!

Termasuk jenis orang kristen yang manakah kita? Budak atau Pemenang kah kita? karena firman “kita lebih dari pemenang” tidak akan berdampak atau akan terjadi dengan dahsyat dalam hidup kita tergantung dengan mental kita! Baiklah janji-janji dan destiny yang terbaik dari Tuhan terjadi segera! Amen.

Your faith has healed you!

Markus 10:46-52

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Bartimeus yang dulunya orang buta dan pengemis di pinggiran jalan mengalami perubahan drastis pada suatu momen yang menentukan dan merubah sejarah hidupnya. Ketika dia berjumpa secara pribadi dengan Tuhan Yesus dia mengalami perubahan dan bahkan menerima mujizat dari Tuhan yaitu dia tidak lagi buta dan mengemis di pinggir jalan. Tuhan adil, bahwa semua orang diberikan kesempatan yang sama, namun masalahnya tidak semua orang mengalami perubahan dan mujizat dari Tuhan karena membuang dengan percuma kesempatan itu!

Banyak orang kristen yang ‘hanya’ berdoa dan berdoa, itu tidak salah, harus malah! Tapi masalahnya seringkali Tuhan sudah menjawab doa kita tapi kita sendiri yang membuang dengan percuma kesempatan yang Tuhan berikan, seringkali kita tidak membuka lebar mata kita untuk kesempatan yang dari Tuhan itu, definisi orang malas adalah menunda-nunda. Akan tetapi kita juga harus tahu bahwa ada yang namanya kesempatan yang akan membawa kita semakin dekat dengan Tuhan dan ada juga jebakan yang akan membawa kita jauh dari Tuhan.

Hal yang menarik dari Bartimeus adalah di dalam ayat 48 dikisahkan bahwa Bartimeus di suruh diam karena teriakannya kepada Tuhan Yesus, tapi alih-alih dia diam malah semakin keras dia menyerukan “Anak Daud kasihanilah aku!” jika saja Bartimeus kehilangan keberanian dan mengikuti saran-saran dari orang banyak itu, masak dia akan mendapat perhatian dari Tuhan Yesus dan dengan demikian menerima kesembuhan dan pencelikan matanya?

Diperlukan proses dan masalah besar untuk menerima hal yang besar dari Tuhan! Adakah kekuatan pada kita untuk menyingkirkan batu penghalang dan lari sampai ketujuan? Baiklah kita rebut destiny ilahi yang dari Tuhan, karena orang yang kuat tidak akan pernah mudah menyerah! Tuhan memberkati. Amen!

Purify My Heart

Filipi 3:7-8

Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Kekristenan identik dengan perubahan, dalam Alkitab pertobatan dalam bahasa Yunani disebut ‘Metanoia’ yang secara harfiah berarti Perubahan. Ada suatu saat-saat tertentu kita mengira bahwa segala sesuatunya berubah, lingkungan dan dunia kita berubah, namun yang sebenarnya terjadi adalah pikiran kitalah yang berubah. Perbuatan dan tindakakan kita adalah representatif dari pikiran kita, ketika pikiran kita berubah hal itu akan membuat apa yang dulu kita anggap keuntungan, sekarang kita anggap sampah dan demikian pula sebaliknya. Ada orang yang dahulu begitu terikat dengan dosa-dosa tertentu, namun setelah dia mengenal Kristus dunianya seolah berubah. Dulu yang senang akan kebiasaan buruk dan dosanya tapi sekarang dia menganggap itu semua sampah dan kerugian, yang dulu tidak pernah suka ke gereja, berdoa dan puasa tiba-tiba sekarang malah sangat rajin ke gereja, berdoa dan puasa.

Mazmur 26:2 “Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Dalam terjemahan yang lain adalah untuk mengujiMotivasi dan hati. Dalam kehidupan kita baik itu untuk pelayanan maupun keseharian kita hal yang paling menentukan keputusan dan tindakan kita adalah motifasi kita. Kita harus murni dan lapang dada, tanpa ada agenda pribadi dan kepentingan diri terutama dalam pelayanan kita.

Daniel 12:10 “Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.” Banyak orang akan disucikan, dibenarkan, dimurnikan dengan menaruhnya dalam ujian. Ujian tidak hanya menguji motivasi dan hati kita tapi juga merubah pola pikir kita. Seperti seorang yang pernah mengalami kesusahan atau trauma tertentu maka kedepannya orang-orang itu akan kapok atau menjauhi situasi-situasi yang traumatik atau situasi yang membuatnya mengingat akan pengalamannya itu. Seharusnyalah begitu juga dengan kebiasaan buruk dan dosa kita yang telah banyak menimbulkan hal-hal yang tidak menyenangkan dan berakibat buruk serta menyakitkan bagi kita, harusnyalah kita jauhi dan kapok!

Yohanes 15:1-2 “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Jika tidak ada suatu perubahan atau ‘buah’ dalam hidup kita maka jangan kaget jika suatu saat nanti Tuhan akan memotong kita! dan bagi kita yang sudah mengalami banyak perubahan dan berbuah, maka Tuhan akan memurnikan kita, Dia akan membersihkan kita supaya kita berbuah lebih banyak lagi. Amen!

Terima yang terbaik dari Tuhan

Yeremia 29:11

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Tuhan sudah mengetahui rancangan-rancangan Nya mengenai kita, pasti rancangan Tuhan yang terbaik, luar biasa, dan penuh harapan karena ‘nature’ Tuhan adalah rindu untuk memberkati kita. Masalahnya seringkali orang kristen meskipun oleh Tuhan dirancangkan dan disiapkan yang terbaik, bersikap menolak semuanya itu dengan cara bertindak sesuai dengan rancangannya sendiri dan akibatnya hidup biasa-biasa saja bahkan tidak sedikit yang malah jatuh terpuruk.

Bersiaplah menerima yang terbaik dari Tuhan! Ada 3 hal yang harus kita perhatikan:

1. Hati-hati dengan Taburanmu! Galatia 6:7 “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Hukum tabur tuai terjadi tidak hanya pada generasi kita saja, apa yang kita tabur keturunan kita akan ikut menuai. Seperti Yakub yang ditipu mentah-mentah oleh anak-anaknya tentang kematian Yusuf, hal ini terjadi karena Yakub pernah menipu! Bukan menipu Esau karena Esau menukar hak kesulungannya tapi Yakub menipu Ishak bapaknya! (Kejadian 27) Pertobatan menghasilkan anugerah dan pengampunan, tapi konsekuensinya tetap harus dibayar! Mulailah menabur yang baik.

2. Hati-hati dengan yang kau Percaya! Matius 8:13 “…jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya…” Jika kita percaya diberkati, kita pasti deiberkati! Pasti terjadi sesuai dengan apa yang kita percayai. Karena itu hindarilah ucapan, nasehat dan ajaran yang tidak sesuai firman Tuhan! Namun kita juga harus mengerti satu hal bahwa segala sesuatu ada waktunya… Waktunya Tuhan!

3. Hati-hati dengan Mulutmu! Bilangan 14:27 "Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar.” Ya! Tuhan mendengar sungut-sungut kita, bangsa Israel tidak dalam keadaan berdoa waktu mereka bersungut-sungut, mereka tidak menengadah kelangit dan sambil menantang Tuhan bersungut-sungut, mereka ‘hanya’ bersungut-sungut tapi Tuhan dengar! Karena apa yang keluar dari mulut timbul dari hati.

Karena itu jika kita rindu Tuhan mengerjakan hal-hal yang luar biasa dan berbagai penyingkapan dan pemenuhan janji-janji Nya kepada kita, berhatikanlah 3 hal diatas, maka Bersiaplah menerima yang Terbaik dari Tuhan! Amen.

Prosper As Your Soul Prospers!

3 Yoh 1:2

Tuhan ingin kita baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala hal, semua yang kita alami secara jasmani ada pengaruh yang besar dari jiwa kita. Jiwa itu seperti sebuah wadah untuk menerima sesuatu dari Tuhan, memang roh diperlukan untuk berhubungan dengan Tuhan namun untuk menerima kekuatan, janji, kuasa dari Tuhan diperlukan jiwa. Seperti minyak seorang janda, minyak itu akan berhenti mengalir ketika tempayannya tidak ada lagi. Seberapa besar jiwa kita dan kesiapan kita untuk menerima sesuatu yang besar dari Tuhan? Karena jiwa itu terkait dengan mentalitas! Seperti yang diucapkan rasul Yohanes “…aku berdoa supaya engkau dalam kelimpahan seperti jiwamu berkelimpahan…”

Mental Kerajaan! Itu yang harus kita miliki dalam hidup dan jiwa kita, lalu apa itu mental kerajaan? Mari kita lihat dalam Matius 13:44

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

1. Tidak mengambil barang yang bukan miliknya, Harta yang terpendam itu sebenarnya dapat diambil secara diam-diam oleh orang itu, namun dia malah memendamnya lagi untuk membeli ladang itu.

2. Memiliki Sukacita dan Pengharapan, orang itu ‘belum’ mendapatkan apa-apa dari harta terpendam di ladang itu namun tetap waktu dia pergi untuk membeli ladang itu, dia tetap pergi dangan sukacita. Karena dia tahu bahwa harta itu adalah miliknya suatu saat nanti.

3. Prioritas, dia menjual seluruh miliknya untuk membeli ladang yang berisi harta terpendam, dia melakukan itu karena dia tahu bahwa harga ladang yang seharga dengan semua harta milikinya tak sebanding dengan harga harta terpendam didalam ladang itu. Dia tahu mana yang lebih berharga! Dalam kehidupan kita juga harus mengerti skala prioritas kita yang pada umumnya meliputi 1. Tuhan, 2. Keluarga, dst.

Dari dua juta orang Israel yang keluar dari tanah mesir hanya 2 orang yang masuk ke tanah Kanaan (the Promise Land) salah satunya adalah Kaleb, bahkan Musa pun tidak masuk. Inilah yang membuat kenapa Kaleb masuk ke tanah Perjanjian, dalam Bilangan 14:24 disebutkan bahwa

“Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.”

Bagaimana dengan saudara? Apakah Tuhan memandang Jiwa kita ‘Lain’ dari orang lain kebanyakan? Tuhan Yesus memberkati. Amen

Komitmen Tertinggi Untuk Tuhan!

Kel 32:1-4,

Jumlah orang Israel yang keluar dari tanah Mesir diperkirakan kurang lebih 2 juta orang, Tuhan mencukupi semua kebutuhan mereka, Tuhan melindungi dan merawat bangsa Israel, bahkan mereka oleh Tuhan dijanjikan The Promise Land suatu tempat yang berlimpah susu dan madunya, tapi dari 2 juta orang Israel yang keluar dari Mesir hanya 2 orang yang masuk ke tanah perjanjian tersebut, bahkan Musa pun tidak masuk! Kita akan belajar 2 hal dari bangsa Israel alasan mereka tidak dapat memasuki tanah perjanjian dari Tuhan:

Tidak memiliki Visi

Seringkali orang kristen berkata “Saya akan setia sama Tuhan dan akan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh seandainya Dia memberkati saya dengan berlimpah” Siapa bilang! Banyak juga orang kaya yang tidak setia, banyak juga orang yang sakit malahan tidak setia. Jadi bukan kekayaan, kesehatan dan berkat-berkat yang lain menjadi ukuran sesorang setia pada Tuhan!

Ketika Musa berada di gunung Sinai dan bangsa Israel merasa Musa berlambat-lambat untuk turun dari gunung itu mereka meminta allah baru, hal ini terjadi karena bangsa Israel tahu bahwa Tuhan yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir tapi mereka tidak tahu kemana mereka akan pergi! Orang kristen akan dengan mudah bahkan sangat mudah kehilangan kesetiaan dan komitmen bahkan berbalik dari Tuhan jika tidak punya visi. Dalam pelayanan dan perjalanan kekristenan jika kita tidak memiliki visi, maka percayalah habis sudah pelayanan dan kekristenan kita! Visi kita adalah mencapai destiny yang dari Tuhan dan jika kita memiliki visi dari Tuhan, maka kita tidak akan membiarkan visi itu menjadi sia-sia dan tidak tergenapi. Dalam Galatia 3:3 Paulus berkata dengan keras kepada jemaat di sana tentang kebodohan mereka karena mereka mengawali dengan Roh tapi mengakhiri dengan daging dan membuat segalanya sia-sia, hal ini terjadi karena dijelaskan dalam ayat1 bahwa orang-orang Galatia itu terpesona oleh hal lain selain salib Kristus.

Tidak Mengasihi Tuhan Sungguh-sungguh.

Dalam Keluaran 32:2-3 dikatakan bahwa bangsa Israel membawa semua harta benda dan emas mereka untuk dibuat menjadi allah baru bagi mereka berupa lembu emas. Padahal dalam Keluaran 12:35-36 dikatakan emas dan harta benda mereka itu didapati mereka dari tetangga-tetangga mereka pada waktu mereka masih berada di tanah Mesir bahkanTuhan sendiri yang membuat orang-orang Mesir bermurah hati. Hal ini berbanding terbalik jika Tuhan yang meminta harta benda bangsa Israel, dalam Keluaran 12:2 Tuhan menyuruh Musa memungut persembahan khusus hanya bagi yang terdorong hatinya. Ketika membuat berhala lembu emas bangsa Israel memberikan semua milik mereka, namun ketika Tuhan yang meminta Dia hanya berkata yang terdorong hatinya dan yang pasti tidak semuanya memberi dan tidak semua dari harta benda diberikan.

Kita belajar bahwa seringkali kita menganggap rendah dan seadanya segala sesuatu yang dari Tuhan, karena memang Tuhan tidak pernah memaksa kita dengan kekerasan untuk mengasihi-Nya tapi Dia memikat kita dengan kasih-Nya terlebih dahulu! Dalam hidup kekristenan kita jangan sampai dua hal ini terjadi kepada kita, yaitu kehilangan kesetiaan dan komitmen kepada Tuhan karena tidak punya atau sudah kehilangan Visi dan jangan sampai kita kehilangan Kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, karena kita hidup bukan dari roti saja tapi dari segala yang diucapkan Tuhan! Baiklah kita mencapai destiny kita dalam Tuhan dan memasuki tanah perjanjian Tuhan yang berlimpah susu dan madunya. Amen!

Aku Telah Mencapai Garis Akhir!

2 Tim 4:6-8

Surat 2 Timotius adalah surat terakhir yang ditulis oleh rasul Paulus, sebelum dia di hukum mati oleh kaisar Nero dengan cara di pancung, ay 6 “…saat kematianku sudah dekat.” Kita tahu suatu saat kita akan meninggal dunia, namun apakah kita dapat berkata-kata seperti Paulus? Kira-kira apakah yang akan dikatakan orang tentang kita pada hari kematian kita? Mungkin kita bisa berkata yang baik tentang diri kita, tetapi apakah yang akan dikatakan oleh orang lain mengenai kehidupan kita selama hidup didunia ini hingga meninggal? Dalam kekristenan tidak pernah awal yang menentukan segala sesuatunya, tapi selalu hasil akhir dan finish yang menentukan. Kekristenan membutuhkan stamina yang stabil karena kita melakukan Long Journey.

Dalam ayat 7 ada tiga hal yang dikatakan oleh rasul Paulus mendekati hari kematiannya, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

1. Fight and Struggle! Tuhan tidak pernah pandang bulu! Dia mau memberikan sesuatu yang besar kepada kita, tapi apakah kita memiliki kekuatan?! Seperti Kaleb mendapat bagian Hebron yang didiami orang-orang perkasa dan tinggi besar, tapi Kaleb memiliki fighting spirit untuk merebut Hebron. Perjuangan kita belum mencurahkan darah hanya menghadapi hal-hal yang sepele jika dibandingkan dengan perjuangan Paulus dan para rasul yang lainnya, karena itu jika ada orang kristen yang sedikit-sedikit tersinggung bukanlah seorang petarung yang dapat berkata “aku telah menyelesaikan pertandingan dengan baik”

2. I Have Finish the Race! Tidak semua orang yang pulang ke sorga tugasnya telah selesai, karena selama hidup banyak orang kristen membuang waktu hanya memikirkan diri sendiri bukan memikirkan kekekalan dan kehendak Bapadan menyelesaikan sampai akhir. Dalam 2 Timotius 2:5 dikatakan seorang atlet hanya mendapat mahkota juara jika ia bertanding sesuai aturan main, orang yang menyelesaikan pertandingan adalah orang yang tidak didiskualifikasi dan hal ini sama seperti dalam kehidupan kekristenan! Akan ada banyak kejutan-kejutan disorga karena banyak orang merasa telah melakukan banyak hal tapi ternyata ‘didiskualifikasi’ seperti yang dikatakan dalam Matius 7:23 “…Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Mungkin kita bukanlah orang yang hebat, pembicara top, mempunyai karunia kesembuhan dan membangkitkan orang mati, tapi jika kita bertanding sesuai aturan mainnya Tuhan maka kita akan lihat penyertaan Tuhan! Saul tidak mengindahkan hal ini ketika Tuhan melalui Samuel menyuruhnya menghabisi dan menumpus seluruh yang ada pada bangsa Amalek tapi menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang tambun dan terbaik meski Saul berdalih itu untuk persembahan kepada Tuhan, tapi Samuel berkata "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”

3. I Have Keep the Faith! Orang kristen memiliki dua jenis umur yaitu umur jasmani dan rohani, orang yang lebih tua belum tentu lebih dewasa rohani dan imannya dibanding yang lebih muda. Bagaimanakah kita dapat menjaga iman kita? Dalam 2 Petrus 1:5-8 kita harus menambahkan kepada iman kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih kepada saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, jika hal ini terdapat dengan berlimpah-limpah pada kita maka kita akan semakin giat dan berhasil dalam pengenalan akan Tuhan, namun jika hal itu tidak terdapat pada kita maka dalam ayat 9 kita akan menjadi buta dan picik yang merasa diri selalu yang paling benar merasa diri lebih baik daripada orang lain.

Biarlah pada akhir hidup kita dapat berkata seperti Paulus dengan bangga dan penuh sukacita “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

Tuhan Membalikkan Keadaan!

Pdm. Ferly Lahai
2 Raj 4:1-7

Kita akan melihat beberapa alasan mengapa seorang janda dalam 2 Raja-raja ini memperoleh mujizat (pertolongan) dari Tuhan melalui Elisa.

Ada seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang adalah seorang nabi yang takut akan Tuhan, namun ketika meninggal mewariskan bukan harta tapi hutang! Saking banyaknya sampai diancam anaknya akan diambil menjadi budak. Jangan dikira melayani Tuhan tidak akan pernah ada masalah, seolah-olah hidup hanya bersenang-senang, semua jalan mulus tanpa hambatan, memang kita akan menemui berbagai masalah tapi kita juga harus tahu bahwa setiap kisah di Alkitab selalu di akhiri dengan happy ending serumit atau seberat apapun masalahnya!

Tidak ada seorangpun yang mampu menimbulkan masalah terhadap diri maupun hidup kita. Seringkali masalah kita tidaklah besar, namun respon kita yang membuat masalah kecil itu seolah-olah menjadi gunung yang besar. Kita akan lihat respon janda ini ketika masalah datang:

1. Ayat 1, janda itu datang kepada Elisa yang adalah seorang hamba Tuhan dan karenanya adalah representatif (perwakilan) Tuhan sendiri. Ketika masalah datang jangan jauh dari Tuhan! Semakin kita jauh dari Tuhan, semakin masalah dan stres menekan kita. Orang yang jauh dari Tuhan kelihatannya sukacita tapi sebenarnya hatinya ngenes. Respon pertama dari janda ini ketika menghadapi masalah adalah Mencari pertolongan kepada Tuhan.

2. Uniknya meskipun suami dari janda ini berlaku ‘tidak baik’ kepada dia dan anaknya dengan mewariskan hutang bukan kekayaan seperti dalam Ams 13:22 “Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya…” jadi intinya nabi ini bukanlah seorang suami yang baik, bahkan menurut ayat 1 nabi ini memiliki banyak istri “Salah seorang dari istri-istri…” namun tetap saja janda ini tidak berkata yang buruk mengenai suaminya, bahkan dia berkata bahwa suaminya “…takut akan TUHAN…” di hadapan Elisa. Seringkali ketika menghadapi masalah kita akan mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain. Respon kedua janda ini adalah ketika masalah tersebut menghadang dia Tidak menyalahkan orang lain, sebenarnya tidak ada alasan bagi janda ini untuk berkata suaminya takut akan Tuhan, tapi dia tidak menyalahkan orang lain karena dia tahu seperti apapun suaminya dia tetap mempunyai andil karena dia adalah istri yang adalah penolong bagi nabi itu.

3. Banyak orang putus asa sebelum bertindak (pasrah, malas, dan tidak mau repot) sebenarnya Tuhan tidak hanya mampu memberikan kekuatan saja kepada kita untuk menghadapi masalah tapi juga membalikkan keadaan! Dalam doa-doa kita ketika menghadapi masalah janganlah hanya berdoa untuk memiliki iman untuk memperoleh kekuatan dalam menghadapi masalah, tapi juga Berdoa, percaya, dan tahu bahwa Tuhan mampu dan akan membalikkan keadaan!

4. Janda ini meminjam bejana-bejana kepada tetangga-tetangganya, alkitab mencatat bahwa bejana yang dipinjam sangatlah banyak, ini tandanya bahwa janda ini memiliki hubungan baik dengan tetangganya dan mendapat kepercayaan bahwa apa yang dipinjamnya akan dikembalikan. Intinya adalah Bisa dipercaya! Dalam ayat 7 dikatakan “…juallah minyak itu, bayarlah hutangmu…” membayar hutang dan yang mengembalikan yang dipinjamkan adalah salah satu ciri bisa dipercaya, banyak orang pandai di dunia ini tapi hanya sedikit yang bisa dipercaya, kita semua percaya Tuhan tapi apakah Tuhan percaya kepada kita untuk menerima berkat daripada-Nya.

Sepelik apapun masalah yang kita hadapi baiklah kita merespon dengan benar, Datang kepada Tuhan, Tidak menyalahkan orang lain, tidak menyerah karena percaya Tuhan akan membalikkan keadaan, dan Bisa dipercaya. Respon-respon seperti inilah yang akan mendatangkan mujizat dan pertolongan Tuhan kepada kita!

Setia dan Bijaksana

Pdm. Ferly Lahai

Mat 24:45

Kesetiaan dan kebijaksanaan memungkinkan kita dapat dipercaya oleh Tuhan dan diangkat oleh Tuhan untuk mengelola sesuatu yang lebih besar dan kita dapat menjadi saluran berkat, kita diberkati untuk memberkati! "... di angkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya..."
Jadi hamba Tuhan ada dua syarat yang harus dimiliki:
1. Setia
Kesetiaan kita dalam Tuhan dapat berupa banyak hal seperti beribadah, berdoa, dan pelayanan kita kepada Tuhan. Tetapi banyak orang kristen yang hidup setia dalam Tuhan, namun hidup seperti dalam badai cobaan yang tak henti-hentinya melanda, oleh karena selain kesetiaan kita sebagai orang kristen juga memerlukan kebijaksanaan.
2. Bijaksana (Mat 7:24)
Persamaan orang bodoh dan bijaksana adalah sama-sama mendengarkan firman Tuhan, tetapi salah satu perbedaannya adalah dalam hal melaksanakan firman Tuhan. Masalahnya bukanlah seberapa banyak yang kita tahu, tapi seberapa banyak yang kita lakukan.

Orang yang kuat menghadapi segala badai dan cobaan adalah orang yang bijaksana, orang yang bijaksana adalah orang yang melakukan prinsip firman Tuhan. Seperti perumpamaan Tuhan Yesus bahwa orang yang bijaksana seperti membangun rumahnya diatas batu meski hujan, banjir, dan angin melandarumah itu, rumahnya tetap kokoh karena berdiri diatas batu. Rumah itu berdiri kokoh karena pondasi yang dibangun oleh orang bijaksana itu, pondasi yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah pendengaran akan firman Tuhan. Dalam setiap aspek kehidupan keluarga jika didasari akan firman Tuhan, maka akan seperti orang bijaksana yang membangun rumahnya diatas batu bukanlah diatas pasir, yang dengan mudah roboh ketika hujan, banjir, dan angin melanda.

Kita tidak dituntut untuk banyak tahu dan belajar, memang baik untuk banyak tahu dan banyak belajar, tetapi itu tidak pernah membuat kita bijaksana, yang menjadikan kita bijaksana adalah melakukan prinsip firman Tuhan.
Banyak orang kristen yang yang memang setia dalam Tuhan, namun tidak dibarengi dengan kebijaksanaan. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan sebagai syarat kita menerima berkat Tuhan yang melimpah.

Mzm 90:12 "Ajarlah kami menghitung hari... supaya bijaksana"
Hidup sesuai umurnya, ada dua jenis umur:
Umur dunia dan umur Rohani, semakin orang bertumbuh dalam Tuhan senakin dia bijaksana dan bisa memakan makanan yang keras (Ibr 5:12)
Salah satu barometer kedewasaan rohani orang kristen adalah tidak mudah tersinggung ketika teguran, arahan, dan nasehat diberikan. Orang kristen yang berusia lebih muda secara jasmani, namun orang kristen yang telah lama menjadi orang kristen pun belum tentu dewasa secara rohani.
Ada banyak berkat dan kesempatan untuk kita tertutup, karena ketidak setiaan dan ketidak bijaksanaan kita. Jika saja kita hidup setia dan bijaksana!
Tuhan Yesus memberkati.